Khabbab bin Aris menceritakan bahwa pada suatu hari Rasulullah memanjangkan solatnya, sehingga setelah selesai solat, sahabat bertanya
“ Ya Rasulullah,engkau melakukan solat begitu lama tidak seperti solat lain.”
Rasulullah saw menjawab: "Benar, dan dalam solat itu aku mendapatkankan sesuatu yang menyenangkan dan sesuatu yang menyedihkan, karena sesungguhnya aku dalam solat tadi telah meminta kepada Allah 3 perkara, maka Allah mengabulkan 2 dari permintaanku, dan menolak satu permintaanku.Aku meminta kepada Allah agar umat ku tidak akan pernah dibinasakan dengan penyakit, maka Allah mengabulkannya; kemudian aku meminta kepada Allah agar umatku tidak akan pernah dikalahkan oleh musuhnya, dan Allah mengabulkan permintaan tersebut; dan pada waktu aku meminta agar umatku tidak menyakiti satu dengan yang lain, maka Allah tidak mengabulkan permintaan tersebut
(Hadis sahih riwayat Tirmidzi )
Dari hadis diatas dapat dilihat bahwa Allah telah mengabulkan doa Rasulullah agar umatnya tidak hancur dengan penyakit, dan tidak dapat dikalahkan oleh musuh-musuh
Islam,dan kedua doa tersebut dikabulkan oleh Allah; tetapi sewaktu Nabi meminta agar umatnya tidak saling berperang, saling menyakiti, maka Allah tidak mengabulkannya.
Mengapa Allah tidak mengabulkan permintaan yang ketiga?
Sebab, telah menjadi hukum dan sunatullah dalam kehidupan, bahwa jika suatu kaum itu bersatu, maka kaum itu akan menang, tidak kira apakah kaum itu kafir atau beriman. Sebaliknya, jika suatu kaum itu berpecah belah sesama mereka, berperang sesama mereka, menyakiti sesama mereka, maka pastilah kaum itu akan kalah, walaupun kaum itu beriman kepada Allah subhana wa Ta’ala.
Hal ini telah dintayakan dalam Al Quran :
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu akan menjadi gentar dan kekuatanmu akan hilang.”
(QS.Al Anfal:46)
”Dan berpeganglah kamu kepada tali Allah dan janganlah kamu bercerai-berai.”
(Qs.Ali imran:103)
Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa jika suatu kaum itu berpecah-belah dan saling berperang sesama mereka, maka kaum itu akan kalah, tetapi jika suatu kaum itu bersatu, maka kaum itu akan menang,
Dalam sebuah hadits disebutkan:
”Tangan Allah bersama Jamaah” {HR.Tirmidzi}
Ulama menafsirkan makna "tangan Allah" dalam hadis tersebut adalah kekuatan, kemenangan, yang berarti hanya akan dicapai dengan bersatu dan berjamaah.
Bukti bahwa umat Islam akan kalah jika berpecah atau berselisih paham adalah kekalahan dalam perang Uhud. Sejak perang yang pertama dalam Islam seperti perang Badar, walaupun kekuatan umat Islam sedikit, dengan persenjataan yang minimum, tetapi karena umat Islam bersatu menghadapi musuh dan tidak berselisih faham, maka umat Islam pasti akan menang; tetapi sewaktu umat Islam berselisih faham dalam perang Uhud, dimana pasukan diatas bukit yang diperintahkan untuk berjaga-jaga walau dalam keadaan apapun juga berselisih sesama mereka karena melihat pasukan Islam yang di bawah telah mendapatkan harta peninggalan perang, sehingga sebahagian mereka meninggalkan pos di atas bukit .
Dan sewaktu pasukan musuh melihat bahwa bukit telah kosong dari pasukan Islam, maka mereka segera naik ke atas bukit menghujani pasukan Muslim dibawah dengan anak panah, sehingga pasukan Muslim kucar - kacir.
Ini menunjukkaN bahawa walaupun dalam pasukan tersebut ada Rasulullah, ada sahabat yang beriman, tetapi disebabkan pasukan telah berselisih faham, maka pasukan Islam mengalami kekalahan.
Jika pasukan musuh bersatu mereka pasti kuat, dan jika pasukan Islam berpecah maka sunatullah akan memberikan kemenangan kepada pasukan musuh, disebabkan pasukan musuh bersatu , dan kekalahan terjadi disebabkan oleh pasukan Islam berpecah.
Tetapi jika pasukan musuh bersatu, dan umat Islam juga bersatu, maka kemenangan ada di pihak umat Islam, sebagaimana doa nabi Muhammad yang KEDUA:
“Ya Allah, jangan Engkau kalahkan umatku dengan musuh-musuhnya”.
Doa itu dikabulkan Allah dengan syarat umat Islam mengikuti Sunatullah dalam kemenangan.
Sunnatullah dalam mencapai kemenangan adalah tidak berpecah belah, tidak berkelahi, tidak bertikai, walaupun berbeza paham dan pandangan.
Sejarah telah mencatat bahwa Islam kuat sewaktu mereka bersatu seperti umat Islam zaman Rasulullah, umat Islam zaman Khalifah rasyidin, umat Islam zaman keemasan di Baghdad, umat Islam zaman kejayaan di Sepanyol dan umat Islam di akhir dinasti Uthmaniyah.
Tetapi sejarah juga telah mencatat bahwa kehancuran Islam tidak pernah terjadi karena kekuatan musuh, tetapi semuanya terjadi karena perpecahan antara umat Islam sendiri.
Jatuhnya zaman khalifah ke tangan dinasti Umayyah, juga karena perpecahan.
Hancurnya Dinasti Abbasiyah, jatuhnya Baghdad ketangan monggolia juga karena perpecahan, sehingga sebahagian umat Islam berkonspirasi dengan musuh untuk menjatuhkan khilafah.
Kehancuran Islam di Spanyol juga bukan karena kehebatan musuh, tetapi karena perpecahan yang terjadi di antara umat Islam, sehingga diantara mereka ada yang bersekongkol dengan negara musuh yang beragama Nasrani untuk menghancurkan Granada.
Kehancuran Turki Uthmaniyah dan kejatuhan pemerintahan khalifah juga bukan karena kekuatan musuh barat, tetapi karena kelompok Mustafa Kemal Attarurk berkonspirasi dengan Inggeris sehingga menjatuhkan khalifah.
Sewaktu negeri Afghanistan diserang oleh pasukan komunis Rusia dan seluruh rakyat Afghanistan bersatu melawan musuh, walaupun mereka berbagi dalam kelompok-kelompok mujahidin, tetapi tidak ada satupun yang berkompromi dan berkonspirasi dengan musuh, terbukti pasukan mujahidin yang tidak mempunyai perlengkapan senjata dapat mengalahkan pasukan Rusia yang bersenjata lengkap, karena dengan persatuan mereka, kemenangan pasti bersama rnereka, sebab dengan jamaah dan tidak berpecah, tangan Allah bersama mereka.
Tetapi sewaktu umat Islam Afghanistan diserang Amerika, dan umat Islam berpecah, sebagian mendukung mujahidin, sebagian masuk kelompok Taliban, dan sebagian lagi ikut berconspirasi dengan Amerika, maka Sunnalatullah menyatakan bahwa mereka akan kalah.
Musuh tidak dapat mengalahkan umat Islam, tetapi pecahan yang akan melemahkan mereka dan membuat musuh menang.
Rasululullah sangat mengharapkan agar umat Islam selalu berjamaah walau dalam keadaan apapun juga, walau dalam menghadapi siapapun juga.
Walau umat Islam berkelompok, sewaktu menghadapi musuh, jangan hiraukan kepentingan kelompok, sebab kepentingan umat lebih besar daripada kelompok.
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar, menceritakan bahwa pada suatu hari Khalifah Umar bin Khattab berkata diatas mimbar:
Wahai manusia, aku sekarang berdiri ini untuk memyampaikan pesan Rasulullah: "Aku wasiatkan kamu dengan sahabatku. kemudian dengan orang yang mengikuti mereka (tabi’in), kemudian akan berkembanglah sikap berdusta, sehingga seorang itu akan bersumpah, padahal dia tidak diminta untuk bersumpah, dan akan datang orang yang bersedia menjadi saksi, padahal dia tidak diminta untuk menjadi saksi, dan tidaklah seorang lelaki akan berdua-duaan dengan seorang perempuan,melainkan syaitan akan berada bersama mereka, maka atas kamu sekalian hendaklah berjamaah, dan jauhilah berpecah-belah, sebab sesungguhnya syaitan itu akan bersama kelompok yang berpecah, sedangkan dengan kelompok yang berjamaah dia akan menjauh, dan barangsiapa yang mengharapkan untuk mendapat wangi surga, hendaklah dia berjamaah, dan barangsiapa yang bergembira dengan kebaikannya, dan berduka dengan kejahatannya, itulah tanda seorang yang beriman
[ HR.Tirmidzi ]
Dari hadits di atas dapat dilihat bahawa umat Islam diwajibkan untuk berjamaah, dan menghindari setiap perpecahan.
Maka dari itu, sudah sewajarnya umat Islam berfikir bahawa sebenarnya musuh itu tidak kuat walaupun mereka mempunyai teknologi yang canggih, sebab kekuatan mereka jika berhadapan dengan kekuatan umat Islam, maka kemenangan dipihak umat Islam.
Kunci kelemahan umat Islam adalah perpecahan antara kelompok dan mazhab.
Sudah waktunya umat Islam bersatu, walaupun berbeza kelompok dan mazhab, setiap negara Islam saling mendukung program negara Islam yang lain, bukan berkonspirasi dengan musuh Islam untuk menjatuhkan dan menyerang negara Islam yang lain
sumber : copy & paste